Beberapa Negara di Berbagai Dunia Telah Dilanda Krisis – Saat ini berbagai negara di dunia sedang dilanda oleh krisis ekonomi. Permasalahan itu ditandai dengan tingginya tingkat inflasi yang ada di berbagai negara. Diketahui penyebab krisis ekonomi itu dikarenakan imbas dari pandemi covid-19 pada tahun lalu. Bukan hanya itu saja namun ada juga negara yang dilanda krisis energi. Tentunya jika hal itu tidak segera diatasi bisa menyebabkan terjadinya resesi global di tahun mendatang. Lantas negara mana saja yang saat ini sedang dilanda krisis?

Negara Yang Dilanda Krisis di Tahun 2022

Setidaknya ada lima negara di dunia yang saat ini sedang berjuang untuk meredam krisis baik ekonomi maupun energi. Untuk mengetahui siapa saja negara-negara yang sedang berjuang tersebut langsung saja baca ulasan di bawah ini hingga selesai.

Afrika Selatan

Beberapa bulan belakangan ini Afrika Selatan dilanda krisis listrik. Produksinya tertekan namun konsumsi energi listrik di Afrika Selatan yang terus mengalami peningkatan sejak bulan Juni lalu merupakan salah satu faktor penyebabnya. Bahkan krisis ini semakin diperburuk dengan kenaikan suhu di bulan September. Di mana kenaikan suhu tersebut membuat permintaan listrik juga turut mengalami peningkatan. Imbas dari krisis tersebut membuat Eskom mengumumkan akan melakukan serangkaian pemadaman bergilir dalam beberapa minggu ke depan. Selain itu Eskom juga meminta kepada warga sekitar untuk berhemat dalam penggunaan listrik misalnya ketika jam sibuk pompa kolam renang serta pemanas air harus dimatikan. Bukan hanya itu saja namun kantor juga dihimbau untuk mematikan listrik ketika malam hari. Diketahui krisis listrik yang terjadi di Afrika Selatan tersebut telah masuk ke level 6. Diketahui saat ini Eskom dibebani oleh hutang yang jumlahnya cukup fantastis yakin angkanya hampir mendekati 400 miliar atau setara dengan Rp372 triliun.

Amerika Latin

Amerika latin sudah dihantam dengan krisis global sejak pertengahan tahun yang lalu. Akibat dari krisis ini membuat beberapa negara di Amerika latin mengalami gejolak yang diakibatkan oleh kenaikan harga bahan bakar. Kondisi itu memicu munculnya protes yang kian meluas di berbagai wilayah di Amerika latin. Bahkan protes itu ada yang berujung pada kekacauan dan tindakan anarkis seperti di Argentina, Ekuador dan Panama. Fenomena ini semakin diperparah dengan adanya paradoks di wilayah tersebut yang mana penggunaan bahan bakar lebih banyak digunakan untuk memerangi dampak dari perubahan iklim. Tepatnya pada bulan april Bank Dunia kembali meninjau pertumbuhan ekonomi di Amerika latin dan Karibia. Hasil dari peninjauan tersebut menunjukkan jika pertumbuhannya adalah 2,3% atau turun sebesar 0,4 poin persentasenya dari tahun lalu. Persentase yang turun itu disebabkan karena kenaikan harga dunia secara global dan dampak dari perang Ukraina. Di waktu yang sama Bank Dunia juga memprediksi negara-negara di Amerika latin sudah kehilangan sebesar 1,7% dari PDB.

Myanmar dan Afghanistan

Di benua Asia sendiri Myanmar menjadi salah satu negara yang saat ini sedang dilanda oleh krisis ekonomi. Diketahui penyebab dari krisis ekonomi di Myanmar dikarenakan negara tersebut menghadapi kudeta oleh pemerintah sejak Februari 2021 yang lalu. Meskipun sudah berjalan lama namun hingga saat ini keadaan pemerintahan di Myanmar juga belum kondusif. Selain Myanmar, Afghanistan juga termasuk negara di benua Asia yang saat ini sedang mengalami krisis. Untuk krisis yang dihadapi oleh negara Afganistan tersebut disebabkan karena pada tahun 2021 wilayah tersebut diambil paksa oleh Taliban. Semenjak peristiwa itu membuat Banyak masyarakat terutama kaum perempuan tidak bisa hidup bebas di bawah pemerintahan Taliban sehingga membuat krisis ekonomi di negara tersebut.

Bangladesh dan Pakistan

Negara selanjutnya yang saat ini sedang menghadapi krisis yaitu Bangladesh dan Pakistan. Di mana kedua negara tersebut diketahui sedang mengalami krisis ekonomi dan energi. Sejak pertengahan tahun yang lalu Bangladesh telah dihantam krisis energi. Akibat krisis tersebut membuat beberapa wilayah di Bangladesh harus dilakukan pemadaman listrik hingga belasan jam. Sedangkan di Pakistan harga minyak mentah terus mengalami kenaikan sehingga menyebabkan melonjaknya harga bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya. Selain itu mata uang dari negara Pakistan juga merosot hingga 30% terhadap dolar Amerika Serikat di tahun 2021. Bukan hanya itu saja namun cadangan devisa yang dimiliki oleh Pakistan juga turut menjadi US$13,5 miliar.

Australia

Untuk negara Australia sendiri sempat dilanda dengan krisis tenaga kerja. Penyebab dari kurangnya pekerja di negeri kanguru itu dikarenakan kebijakan yang dilakukan sendiri oleh negara tersebut. Di mana Australia sempat memberlakukan restriksi ketat di perbatasan kurang lebih selama 2 tahun sejak pandemi covid melanda negara itu. Kebijakan itu rupanya tidak hanya menahan penyebaran virus covid-19 saja namun juga memblokir akses masuk para pekerja potensial. Saat ini Australia sedang mencoba berbagai macam cara agar bisa memperoleh pekerja kembali. Hal itu terbukti dari sejak bulan September 2022 ini pemerintah Australia telah meningkatkan angka imigran permanen menjadi sebesar 195.000 dari tahun sebelumnya atau mengalami peningkatan sebanyak 35.000 orang. Dalam hal ini para pengusaha di negara Australia berharap agar upaya yang dilakukan pemerintah bisa mengatasi kesenjangan pada angkatan kerja.

Inggris

Di benua Eropa juga ada salah satu negara yang saat ini sedang mengalami krisis ekonomi yaitu Inggris. Krisis ekonomi yang dihadapi Inggris itu disebabkan karena dampak dari perang Rusia di Ukraina. Akibat kondisi ini membuat ribuan warga Inggris pada pekan lalu turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa atas krisis yang melanda wilayah tersebut. Permasalahan ekonomi di Inggris ditandai dengan kenaikan harga gas dan listrik. Bukan hanya itu saja namun gelombang pasangan tunawisma Dari berbagai sudut kota di Inggris mengalami peningkatan.

Itulah beberapa negara yang saat ini sedang dilanda oleh krisis baik ekonomi, tenaga kerja maupun energi