Iran dan Pakistan Kini Semakin Erat Bangun Kerjasama Perdamaian Perbatasan – Istani Shah Mahmood Qureshi yang merupakan seorang menteri luar negeri melakukan kunjungan ke ibu kota Iran selama tiga hari. Saat itu, ia bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani yang keduanya sama-sama menekankan perlunya perdamaian serta stabilitas yang ada di daerah perbatasan. Saat ini, keamanan perbatasan tersebut bahkan menjadi prioritas kedua negara.
Iran dan Pakistan Bangun Kembali Kerjasama Perdamaian Perbatasan
Iranianalliances – Seperti yang diketahui, selama beberapa tahu terakhir baik Pakistan maupun Iran sudah menjadikan keamanan perbatasan menjadi prioritas kedua dalam sebuah negara. Adapun salah satu metode kasar untuk meningkatkan keamanan di daerah perbatasan tersebut adalah dengan memberikan penghalang pada sepanjang 959 kilometer. Penghalang ini sendiri nantinya akan dibangun bersama oleh kedua negara yakni Iran dan Pakistan. Adanya penghalang tersebut juga dilakukan dengan tujuan untuk mempromosikan perdagangan legal. Hanya saja, beberapa orang yang ada di lintas batas tersebut kurang mendukung adanya pendapat tersebut. Pasalnya, hal ini akan menyebabkan adanya penyeberangan pembatas, ribuan truk pickup yang nantinya akan berbaris pada perbatasan kedua negara.
Truk-truk pick up tersebut diatasnya memuat tong-tong penuh dengan bahan bakar. Hal ini merupakan simbol perdagangan bahan bakar ilegal Iran yang cukup terkenal akan tetapi sudah sangat umum. Untuk penjualan minyak tersebut saat ini cukup dibatasi. Pasalnya, terdapat sanksi Amerika Serikat setelah diselundupkan menuju ke Pakistan.
Untuk pekerjaan yang perlu dilakukan di perbatasan pada dasarnya memang cukup sulit. Terlebih pekerjaan tersebut sulit untuk tidak melanggar hukum. Bagaimana tidak? Sifat wilayah yang terbelakang dan tandus sendiri membuat pekerjaan juga menjadi lebih sulit dilakukan. Hanya saja, alasan dibalik pembangunan tersebut yakni perdagangan bahan bakar ilegal yang berlapis-lapis. Terlebih, selama beberapa dekade, adanya penyelundupan bahan bakar Iran tersebut sudah seperti menjadi norma pada kawasan tersebut. Hanya saja, banyak yang mengatakan bahwa penyelundupan bahan bakar yang kebanyakan terdiri dari solar tersebut sangat menguntungkan bagi ekonomi Iran.
Tidak heran jika pasukan keamanan yang memantau di daerah perbatasan menjadi sangat ketat. Bahkan, pemerintah Iran pun tidak memberlakukan tindakan keras adanya perdagangan maupun penyelundupan bahan bakar ilegal tersebut. Sementara itu, disisi lainnya meski Pemerintah Paksitan sudah memberikan kritik mengenai perdagangan ilegal, hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pasukan keamanan yang berpatroli di perbatasan tersebut. Pasalnya, mereka bahkan dapat menerima uang suap dari para penyelundup yang melewatinya.
Baca juga : Waspadai Afghanistan, Iran dan Pakistan Memulihkan Hubungan Perbatasan
Hal itulah yang menyebabkan penyelundupan tetap saja terjadi, pasalnya mereka tidak akan takut dengan medan bahaya yang dilalui pasalnya ada banyak pasukan keamanan yang berjaga. Hanya saja, Pakistan mulai khawatir sejak mendandatangani kerjasama dengan China yang memulainya di Pelabuhan Gwadar yang mulai bergejolak. Adanya kerugian ekonomi dari penyelundupan minyak tersebut juga menjadi kontribusi secara tidak lasung mengenai keputusan pembangunan atau pemagaran perbatasan.
Padahal, pasar perbatasan bersama adalah rencana baik yang sudah disepakati oleh pemerintah Pakistan dan juga Iran. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong kerjasama bilateral dan perdagangan lintas batas yang sah. Selain itu, Menteri luar negeri Pakistan yang berada di Iran juga mendukung tujuan tersebut.
Setidaknya, sudah ada nota kesepakatan yang membahas mengenai pembukaa perbatasan baru serta membangun enam pasar perbatasan bersama di daerah seberang perbatasan. Hal ini sendiri sudah ditandatangani oleh Qureshi serta rekannya yakni Javad Zarif. Adapun tiga pasar pertama yang rencananya akan dilakukan pembukaan adalah di titik perbatasan Pishin-Mand pada distrik Kech, Rimdan-Gabd pada distrik Gwadar, serta Kuhak-Chadgi.